Integritas Al-quran dan Sains dalam pendidikan modern

Pernyataan Al-quran sebagai sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan tampaknya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan hampir semua ilmu pengetahuan yang muncul dipermukaan saat ini telah termuat di dalam kitab suci Al-quran, walaupun tidak dijelaskan secara rinci. Sebagai salah satu contoh, dalam Surat Ar-rahman ayat 33 yang saat ini ditafsirkan sebagai ayat tentang ilmu pengetahuan teknologi, yakni penemuan pesawat terbang. Semakin maju dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin menguak ilmu-ilmu yang terkandung dalam Al-quran. Dan hal ini menjadi bukti akan kebenaran firman Allah yang termuat dalam Al-quran, sebagai landasan hidup manusia guna mewujudkan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.

Dengan ilmu kita mengetahui segalanya. Seorang bijak pernah berkata, “Ilmu tanpa amal adalah cacat, dan amal tanpa ilmu adalah buta”. Kalimat tersebut dapat dibenarkan, karena definisi cacat adalah sesuatu yang tidak sempurna atau masih banyak memiliki kekurangan. Cacatnya suatu ilmu terletak pada amalanya, yang mana jika ilmu tersebut tidak diamalkan, bahkan disalah gunakan untuk perbuatan yang buruk, maka hal tersebut akan menjadikan ilmu itu menjadi cacat. Berbeda dengan ilmu yang diamalkan dengan baik dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat, akan menjadikan ilmu tersebut menjadi sempurna karena amalanya.

Begitu pula dengan kalimat selanjutnya, yakni amal tanpa ilmu adalah buta. Dalam Al-quran surat Al-israa’ ayat 36, Allah menjelaskan bahwa manusia dilarang untuk mengikuti segala sesuatu kecuali dengan ilmu, dengan kata lain segala yang dikerjakan dan diyakini manusia harus berlandaskan ilmu. Hal ini diperkuat oleh hadits nabi yang diriwayatkan Imam Muslim, “Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak”. Maka sudah jelas kedudukan ilmu sangatlah utama bagi manusia, karena segala sesuatu yang dilakukan manusia akan menjadi sia-sia apabila tidak dilandasi dengan ilmu.

Dalam kaitanya dengan keilmuan, eksistensi pendidikan sangatlah penting guna melahirkan bibit-bibit baru intelektual yang akan menjadi tonggak generasi yang akan datang. Namun dalam kenyataanya masih banyak dijumpai kegagalan-kegagalan dalam dunia pendidikan, sehingga kemajuan intelektual generasi baru hanya menjadi angan-angan belaka. Padahal semakin berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini, seharusnya menjadi indikator kesuksesan dalam melahirkan kaum pemikir yang hebat. Berbanding terbalik dengan itu, kemajuan ilmu pengetahuan justru membuat kebanyakan manusia saat ini menjadi matrealistik dan individualis, dengan hasrat yang berlebihan hanya mencari kenikmatan yang bersifat semu. Banyak orang pintar namun miskin nilai-nilai spiritualitas dan moralitas. Oleh karena itu, saat ini perlu adanya sistem pendidikan yang dapat menyatukan nilai-nilai keagamaan dan ilmu pengetahuan, sehingga diharapkan akan menghasilkan individu yang tidak hanya memiliki skill di bidang sains dan teknologi, akan tetapi juga memiliki kesadaran spiritual sehingga tidak terjerumus dalam globalisasi yang bisa menjadikan manusia hancur kapan saja.

Sehubungan dengan hal itu, mengabaikan nilai-nilai keagamaan dalam perkembangan sains akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Kecenderungan meninggalkan nilai-nilai keagamaan dapat dilihat secara empiris dampaknya seperti korupsi, sabotase dan sebagainya. Hal ini sangat disayangkan, karena sudah pasti menguntungkan pihak satu namun merugikan pihak lainya, dan hal tersebut sangat mudah dilakukan dengan menggunakan sains dan teknologi.

Merujuk kepada sejarah Islam, teknologi bukanlah sesuatu yang baru. Teknologi akan terus berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat untuk memudahkan urusan kehidupannya dari waktu ke waktu . Islam tidak pernah membentengi atau bahkan mengharamkan teknologi bagi manusia, terutama dimanfaatkan untuk pendidikan. Tidak ada hukum sesuatu itu haram kecuali terdapat nas dan dalil terang menyatakan sesuatu itu haram. Bahkan dalam kaidah ushul fiqh, suatu hal yang wajib dan hanya bisa diselesaikan dengan sesuatu hal yang lain, maka sesuatu tersebut hukumnya menjadi wajib. Sebagai salah satu contoh, belajar atau menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap umat Islam, namun untuk mewujudkan kondisi belajar yang efektif dan efisien diperlukanya sebuah laptop sebagai pendukungnya, maka laptop disini bisa dihukumi wajib.

Urgensi integritas Al-quran dan sains dalam pendidikan modern memiliki dua misi penting, yakni pembinaan moral spiritual dan daya intelektual. Mensinergikan antara Al-quran sebagai pedoman umat Islam dengan sains merupakan suatu keharusan, karena Al-quran sendiri merupakan sumber pengetahuan yang mencakup seluruh aspek kehidupan, dengan ditambah ilmu pengetahuan teknologi yang saat ini berkembang pesat, bukan suatu hal yang mustahil jika nantinya dunia pendidikan akan mencetak generasi pemikir yang memiliki spiritualitas tinggi dibanding dengan masa lalu.

Peserta didik saat ini dapat dikatakan berbeda dengan peserta didik masa lampau, saat ini mereka sangat kritis dan tidak begitu saja menerima pelajaran yang disampai oleh guru. Ketika disampaikan tentang haramnya perbuatan, maka mereka tidak serta merta menerima, namun mereka mempertanyakan apa yang membuat perbuatan itu menjadi haram. Dalam kasus seperti inilah peran Al-quran dan sains diharapkan mampu memberikan jawaban dan penjelasan secara kongkrit. Sehingga perpaduan antara Al-quran, sains dan dunia pendidika dapat saling mendukung dalam memberikan pemahaman yang utuh kepada peserta didik.

Dengan integrasi Al-quran dengan sains dan teknologi diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami. Sehingga tujuan pendidikan dalam mengarahkan peserta didik agar menjadi pribadi yang berintelektual serta ketaqwaan yang tinggi dapat terwujud. Adapun bentuk formulasi integrasi Al-quran dan sains dapat diwujudkan dengan menjadikan kitab suci sebagai basis atau sumber utama ilmu pengetahuan, memperluas batas materi kajian islam dan menghindari dikotomi ilmu. Dan yang tak kalah penting dapat menumbuhkan pribadi yang berkarakter ulul albab, menelusuri ayat-ayat dalam alquran yang berbicara tentang sains, mengembangkan dunia pendidikan yang sekarang dan masa yang akan datang.

Cara menambahkan animasi pada blog

Halo sobat, kembali lagi Rozak Pedia Blog akan memberikan tips dan trick untuk blog kalian, agar blog kalian terlihat keren atau lumayan,,, hehehe ^_^

Pada tutorial kali ini, Rozak Pedia akan memberikan turorial tentang cara menambahkan widget animasi pada blog.. mari kita ke TE KA PE…!!

Cara menambahkan widget:
1. Masuk atau Log in di blog
2. Masuk menu Tata Letak
3. Tambahkan Widget
4. Pilih HTML / Javascript
5. Silahkan copy code animasi di bawah ini

Kelinci

<div style=”position: fixed; bottom: 0px; left: 10px;width:125px;height:160px;”><a href=”http://edukasi-pedia.blogspot.com/&#8221; target=”_blank”><img border=”0″ src=”http://content.sweetim.com/sim/cpie/emoticons/000203A0.gif&#8221; title=”Rozak Pedia Blog” /></a><small><center><a href=”http://edukasi-pedia.blogspot.com&#8221; target=”_blank”>Rozak Pedia Blog</a></center></small></div>

Panda 

<div style=”position: fixed; bottom: 0px; left: 10px;width:130px;height:160px;”><a href=”http://edukasi-pedia.blogspot.com/&#8221; target=”_blank”><img border=”0″ src=”http://s.myniceprofile.com/myspacepic/212/th/21215.gif&#8221; title=”Rozak Pedia Blog” alt=”animasi bergerak gif” /></a><small><center><a href=”http://edukasi-pedia.blogspot.com&#8221; target=”_blank”>Rozak Pedia Blog</a></center></small></div>

6. Paste ke dalam kolom widget HTML / Javascript tadi.
7. Simpan
8. Silahkan Like fans page facebook blog dan jadi followers blog Rozak Pedia.

NB:
Untuk aneka animasi lain, dapat mengunjungi —>> Klik Disini

Terima kasih. Semoga Bermanfaat ^_^

Sumber : http://gedesitdownblog.blogspot.com/2013/05/kumpulan-beberapa-animasi-untuk.html

Hilangnya Permainan Tradisional Hilangnya Moralitas Bangsa

anak-anak-sekolah-dasar-320x262

( Oleh. Abdul Rozak Ali Maftuhin )

Dewasa ini permainan tradisional mulai terkikis dengan munculnya permainan-permainan modern seperti game online, play station, nintendo. Padahal permainan-permainan tersebut hanya monoton dan menjenuhkan, anak dituntut untuk mematuhi aturan di game online tersebut. Permainan itupun tidak menghasilkan efek baik bagi tubuh, karena game online hanya menggerakkan tangan dan mata, tidak jasmani secara keseluruhan. Berbeda dengan permainan tradisional seperti gobak sodor, dakon, petak umpet. Permainan itu menggerakkan semua anggota tubuh, sehingga badan menjadi kuat dan sehat. Disamping permainan tradisional yang menyehatkan tubuh. Permainan tradisional yang diciptakan nenek moyang juga mengandung banyak hikmah untuk membangun karakter dan moral anak, sehingga dapat membentuk sang anak agar bisa menjadi pandai, baik dan cerdas dalam aspek kognitif maupun emosional. Permainan tradisional yang beraneka ragam dan merupakan khazanah budaya bangsa Indonesia harus dilestarikan dan dijaga.

Namun pada kenyataan yang terjadi saat ini orang tua sering melalaikan untuk mengajarkan permainan tradisional dan lebih mengenalkan pada game online ataupun play station, sehingga anak merasa ketagihan. Maka dari itu penting juga bagi orang tua dan guru untuk memperkenalkan permainan-permainan tradional kepada anak-anak dan memberi penjelasan tentang hikmah apa yang dapat diambil serta dijadikan teladan dari permainan tersebut.

Permainan tradisioanal secara langsung atau tidak langsung akan menciptakan kepekaan terhadap semua input yang masuk pada anak. Hal ini memiliki pengaruh yang besar untuk menanamkan nilai moral dan karakter anak, serta menumbuhkembangkan potensi anak agar mampu berfikir cerdas dan bersikap yang baik. Menurut Bredekamp dan Rosegrant, ada empat komponen untuk membantu anak menumbuhkembangkan potensinya, yaitu dengan kesadaran, eksplorasi, penyediaan pengalaman, dan teman sebaya. Hal ini sesuai dengan dunianya yaitu belajar sambil bermain. Permainan tradisional adalah permainan yang pertama kali dikenal di lingkungan karena telah turun temurun dari orang tua mereka atau nenek moyang. Baca lebih lanjut